Amazon Prime Video telah mengambil langkah maju dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sulih suara film dan serial., sebuah keputusan yang menjanjikan untuk membuat katalognya lebih mudah diakses tetapi juga telah memicu alarm di industri sulih suara. Pendekatan baru ini awalnya akan diterapkan pada sekelompok judul tertentu dan mewakili perubahan signifikan dalam cara konten audiovisual diterjemahkan dan diadaptasi untuk audiens yang berbeda.
Penggunaan AI dalam sulih suara bukanlah ide baru., tetapi upaya Prime Video ke area ini menandai titik balik. Sementara platform seperti YouTube telah mengembangkan alat untuk menerjemahkan video secara otomatis ke berbagai bahasa, kasus Amazon berbeda, karena menangani film dan serial yang, di masa lalu, secara eksklusif mengandalkan pengisi suara untuk pelokalan.
Bagaimana cara kerja sulih suara berbantuan AI di Prime Video?
Menurut perusahaan, sistem dubbing AI Prime Video menggunakan model hybrid: Kecerdasan buatan menghasilkan suara, tetapi prosesnya menyertakan beberapa pengawasan manusia untuk memastikan kualitas keluaran. Pada prinsipnya metode ini akan diterapkan pada 12 judul, termasuk 'El Cid: The Legend', 'My Mama Lora' dan 'Long Lost'.
Amazon memastikan bahwa teknologi ini hanya akan digunakan pada konten yang sebelumnya tidak memiliki fitur sulih suara dalam bahasa lain., yang akan memungkinkan aksesibilitas yang lebih luas ke katalognya tanpa biaya tinggi yang diperlukan untuk sulih suara tradisional. Namun, kurangnya rincian tentang tingkat pengawasan manusia telah menimbulkan kekhawatiran dalam industri tersebut.
Strategi Amazon untuk meningkatkan akses ke kontennya ini tentu mengingatkan kita pada inisiatif lain yang berupaya melakukan inovasi dalam industri hiburan, seperti menganalisis judul-judul populer. Untuk mempelajari topik ini lebih dalam, Anda dapat membaca tentang [Middle-earth dan narasinya](https://www.actualidadgadget.com/analysis-of-middle-earth-shadows-of-mordor/) dalam artikel terkait lainnya.
Kontroversi: Kemajuan atau ancaman bagi pengisi suara di Prime Video?
Seperti yang diharapkan, reaksi para pengisi suara dan serikat mereka langsung terasa. Banyak profesional melihat inisiatif ini sebagai ancaman langsung terhadap pekerjaan mereka., karena mereka yakin ini bisa menjadi langkah pertama menuju penggantian bertahap penerjemah suara dengan sistem otomatis.
Para aktor berpendapat bahwa sulih suara bukan sekadar masalah teknis, tetapi disiplin interpretatif yang membutuhkan emosi, nuansa, dan koneksi dengan karakter. Suara yang dihasilkan AI, betapapun canggihnya, masih kurang ekspresif dan alami seperti suara aktor manusia.. Lebih jauh lagi, mereka khawatir bahwa kemajuan teknologi ini akan menyebabkan perusahaan produksi memilih solusi otomatis alih-alih mempekerjakan profesional.
Kekhawatiran atas penggunaan teknologi otomatis dalam industri hiburan menjadi semakin relevan. Dalam konteks di mana inovasi berada di garis depan, menarik untuk melihat bagaimana sektor lain merespons otomatisasi.
Tanggapan Amazon dan dampaknya terhadap industri hiburan
Amazon menegaskan bahwa tujuan teknologi ini bukanlah untuk menggantikan pengisi suara. Sebaliknya, ia berupaya untuk melengkapi proses dan membuat konten yang dapat diakses yang kalau tidak, tidak akan diterjemahkan. Perusahaan berpendapat bahwa AI memungkinkan waktu produksi yang lebih cepat dan mengurangi biaya., yang akan menguntungkan pengguna dengan memperluas jangkauan judul yang tersedia dalam berbagai bahasa.
Jenis inovasi teknologi ini telah menimbulkan ketegangan di sektor industri hiburan lainnya. Di Hollywood, misalnya, aksi mogok penulis dan aktor tahun 2023 mencakup negosiasi mengenai penggunaan kecerdasan buatan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah perusahaan mengurangi perekrutan tenaga manusia demi algoritma.
Beberapa perusahaan, yang menyadari dampak jenis teknologi ini, mengadopsi strategi yang mengutamakan kualitas konten. Mengadaptasi alat-alat baru dapat dilihat sebagai suatu tantangan. Namun, ini juga berfungsi sebagai kesempatan bagi para kreator untuk menemukan bentuk ekspresi baru dalam lingkungan digital.
Akankah masa depan sulih suara diotomatisasi, dan apakah Prime Video merupakan pelopor?
Kemajuan kecerdasan buatan di sektor audiovisual tampaknya tak terbendung, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Bisakah AI mencapai kualitas akting aktor profesional? Akankah perusahaan mengutamakan efisiensi dan pengurangan biaya dibandingkan kualitas artistik? Bagaimana pemirsa akan menanggapi potensi penurunan kekayaan ekspresif dalam dubbing?
Untuk saat ini, Prime Video telah menyajikan inisiatifnya sebagai percobaan dan telah memastikan bahwa pengawasan manusia akan tetap menjadi kunci dalam proses tersebut. Namun, kekhawatiran para pemangku kepentingan dapat dimengerti, karena teknologi berkembang pesat dan risiko otomatisasi total masih ada.
Kecerdasan buatan tengah mengubah dunia hiburan, dan sulih suara tidak terkecuali. Ini mungkin hanya fase awal dari perubahan yang lebih mendalam dalam industri audiovisual. Sementara itu, perdebatan antara inovasi dan pelestarian tenaga kerja manusia tetap terbuka.